Sunday, October 31st, 2010
11.00pm
Small bed, trailer!
Tidak tahu harus mulai dari mana, Tuhan..
Seandainya ini doa, pasti jauh dari sempurna.
Anggaplah ini sebagai surat dariku untukMu, Bapa..
sebuah surat yang tak berani dan tak akan pernah kusampaikan.
Bapa, rencanaMu BUKANlah rencanaku..
aku tahu itu.
Tetapi apakah aku tidak dapat berencana menurut kehendakku sendiri, Bapa?
Mengapa jalanku begitu berliku, Tuhan?
tidak seperti orang-orang lain..
Begitu sulitnya aku mendapatkan yang aku minta.
Bahkan terasa mustahil bagiku.
Salahkah aku jika aku berharap sedikit saja ada kemudahan?
Apakah pintaku selalu berseberangan dengan inginMu, Bapa?
Tahukah Engkau kesesakan hatiku, Bapa?
bagiku, masalah tidak hanya datang silih berganti..
melainkan juga bersamaan..
terdengar aneh memang..
tetapi itu yang aku rasa.
Jika boleh aku jujur, Bapa..
Aku letih akan semua itu.
Seakan jatuh terpuruk, dan tak kan pernah terangkat kembali..
Aku mau terbang bebas, Tuhan.
Menikmati hidupku seperti mereka..
Hidup tanpa beban..
Terangkat jauh..
tinggi dan semaikin tinggi..
Salahkah aku jika berharap demikian?
Salahkah aku jika berharap rencanaku dan rencanaMu sejalan?
Ah.. sudahlah!
Lupakanlah semua itu, Bapa..
Semua itu hanyalah egoku yang berbicara.
Keluh kesah yang tak seharusnya terucap,
atau bahkan terbesit di pikiranku..
Aku tidaklah pandai..
juga tidak bijaksana.
Pendek akalku,
Juga tajam lidahku..
Keras hatiku,
juga tinggi egoku..
Oh.. Ampunilah, Bapa..
Jikalau Engkau berkenan,
izinkanlah aku memiliki kebijaksanaanMu, biarpun sedikit saja.
Cukuplah kiranya yang sedikit itu bagiku..
untuk dapat mengerti liku pikiranMu
Sentuhlah juga hatiku, Bapa..
dengan kemuliaanMu.
Supaya lembutlah hatiku dan jinaklah egoku..
Biarkanlah aku TERSESAT dalam segala KEAJAIBANMU!
Karena aku tahu..
Sungguh ajaiblah rancanganMu,
dan sempurnalah penyertaanMu, Bapa..
Hanya menurut kehendakMu sajalah, Bapa..
Terjadilah!
11.00pm
Small bed, trailer!
Tidak tahu harus mulai dari mana, Tuhan..
Seandainya ini doa, pasti jauh dari sempurna.
Anggaplah ini sebagai surat dariku untukMu, Bapa..
sebuah surat yang tak berani dan tak akan pernah kusampaikan.
Bapa, rencanaMu BUKANlah rencanaku..
aku tahu itu.
Tetapi apakah aku tidak dapat berencana menurut kehendakku sendiri, Bapa?
Mengapa jalanku begitu berliku, Tuhan?
tidak seperti orang-orang lain..
Begitu sulitnya aku mendapatkan yang aku minta.
Bahkan terasa mustahil bagiku.
Salahkah aku jika aku berharap sedikit saja ada kemudahan?
Apakah pintaku selalu berseberangan dengan inginMu, Bapa?
Tahukah Engkau kesesakan hatiku, Bapa?
bagiku, masalah tidak hanya datang silih berganti..
melainkan juga bersamaan..
terdengar aneh memang..
tetapi itu yang aku rasa.
Jika boleh aku jujur, Bapa..
Aku letih akan semua itu.
Seakan jatuh terpuruk, dan tak kan pernah terangkat kembali..
Aku mau terbang bebas, Tuhan.
Menikmati hidupku seperti mereka..
Hidup tanpa beban..
Terangkat jauh..
tinggi dan semaikin tinggi..
Salahkah aku jika berharap demikian?
Salahkah aku jika berharap rencanaku dan rencanaMu sejalan?
Ah.. sudahlah!
Lupakanlah semua itu, Bapa..
Semua itu hanyalah egoku yang berbicara.
Keluh kesah yang tak seharusnya terucap,
atau bahkan terbesit di pikiranku..
Aku tidaklah pandai..
juga tidak bijaksana.
Pendek akalku,
Juga tajam lidahku..
Keras hatiku,
juga tinggi egoku..
Oh.. Ampunilah, Bapa..
Jikalau Engkau berkenan,
izinkanlah aku memiliki kebijaksanaanMu, biarpun sedikit saja.
Cukuplah kiranya yang sedikit itu bagiku..
untuk dapat mengerti liku pikiranMu
Sentuhlah juga hatiku, Bapa..
dengan kemuliaanMu.
Supaya lembutlah hatiku dan jinaklah egoku..
Biarkanlah aku TERSESAT dalam segala KEAJAIBANMU!
Karena aku tahu..
Sungguh ajaiblah rancanganMu,
dan sempurnalah penyertaanMu, Bapa..
Hanya menurut kehendakMu sajalah, Bapa..
Terjadilah!
math math..
ReplyDeletethough life is not always a smooth sailing, there are lots of blessing He gives each and everyday. maybe we just need to widen our narrow eyes.
sok tau yaa gue.hihihi.
semangat dehh :)
=)
ReplyDeletethanks Mikh..